Pembagian Iklim Menurut Wilayah
A.Iklim Matahari
Pembagian iklim matahari didasarkan pada banyak
sedikitnya sinar matahari atau berdasarkan letak dan kedudukan matahari
terhadap permukaan bumi.
Kedudukan matahari dalam setahun adalah :
- Matahari beredar pada garis khatulistiwa (garis lintang 0º) tanggal 21 Maret
- Matahari beredar pada garis balik utara (23,5º LU) tanggal 21 Juni
- Matahari beredar pada garis khatulistiwa (garis lintang 0º) tanggal 23 September
- Matahari beredar pada garis balik selatan (23,5º LS) tanggal 22 Desember
Pembagian daerah iklim matahari berdasarkan letak
lintang adalah sebagai berikut.
- Daerah iklim tropis
Iklim Tropis terletak antara 0° - 23½° LU dan 0° -
23½° LS. Ciri – ciri iklim tropis adalah sebagai berikut :
- Suhu udara rata – rata tinggi, karena matahari selalu vertikal. Umumnya suhu udara antara 20° - 23° C. Bahkan dibeberapa tempat suhu tahunannya mencapai 30°C.
- Amplitudo suhu rata – rata tahunan kecil. Di khatulistiwa antara 1° - 5° C, sedangkan amplitudo hariannya besar.
- Tekanan udara lebih rendah dan perubahannya secara perlahan dan beraturan.
- Hujan banyak dan umumnya lebih banyak dari daerah lain di dunia.
2. Daerah iklim subtropis
Iklim subtropis terletak antara 23½° - 40° LU dan 23½°
- 40° LS. Daerah ini merupakan peralihan antara iklim tropis dan iklim sedang.
Ciri – ciri iklim subtropis adalah sebagai berikut:
o Batas yang tegas tidak dapat ditentukan dan merupakan daerah peralihan dari
daerah iklim tropis dan iklim sedang.
o Terdapat empat musim, yaitu musim semi, musim panas, musim gugur, dan musin
dingin. Tetapi pada iklim ini musim panas tidak terlalu panas dan musim dingin
tidak terlalu dingin.
o Suhu sepanjang tahun tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.
o Daerah subtropis yang musim hujannya jatuh pada musim dingin dan musim
panasnya kering disebut daerah Iklim Mediterania. Jika hujan jatuh pada musim
panas dan musim dinginnya kering disebut Daerah Iklim Tiongkok.
3.
Daerah iklim sedang
Iklim sedang terletak antara 40° - 66½° LU dan 40° -
66½° LS. Ciri – ciri iklim sedang adalah sebagai berikut :
o Banyak terdapat gerakan – gerakan udara siklonal, tekanan udara yang sering
berubah – ubah, arah angin yang bertiup berubah – ubah tidak menentu, dan sering
terjadi badai secara tiba – tiba.
o Amplitudo suhu tahunan lebih besar dan amplitudo suhu harian lebih kecil
dibandingkan dengan yang terdapat pada daerah iklim tropis.
4.
Daerah iklim dingin
Iklim dingin
terdapat di daerah kutub. Oleh sebab itu iklim ini disebut pula sebagai iklim
kutub. Iklim dingin dapat dibagi dua, yaitu iklim tundra dan iklim es.
Ciri-ciri Iklim Tundra, sebagai berikut :
o Musim dingin
berlangsung lama
o Musim panas yang sejuk berlangsung singkat.
o Udaranya kering.
o Tanahnya selalu membeku sepanjang tahun.
o Di musim dingin tanah ditutupi es dan salju.
o Di musim panas banyak terbentuk rawa yang luas akibat
mencairnya es di permukaan tanah.
o Vegetasinya jenis lumut-lumutan dan semak-semak.
o Wilayahnya meliputi: Amerika utara, pulau-pulau di
utara Kanada, pantai selatan Greenland, dan pantai utara Siberia.
o Suhu terus-menerus rendah sekali sehingga terdapat salju abadi.
o Wilayahnya meliputi: kutub utara, yaitu Greenland (tanah hijau) dan
Antartika di kutub selatan.
B. Iklim Fisis
Iklim
fisis adalah berdasarkan fakta sesungguhnya di suatu wilayah muka bumi sebagai
hasil pengaruh lingkungan alam yang terdapat di wilayah tersebut. Misalnya,
pengaruh lautan, daratan yang luas, relief muka bumi, angin, dan curah hujan.
Iklim fisis terdiri dari :
1.
Iklim laut (Maritim)
Iklim laut berada di daerah tropis dan subtropis; dan
daerah sedang. Keadaan iklim kedua daerah berbeda. Ciri iklim laut di daerah
tropis dan sub tropis sampai garis lintang 40°, adalah sebagai berikut:
o Suhu rata-rata tahunan rendah
o Amplitudo suhu harian rendah/kecil
o Banyak awan
o Sering hujan lebat disertai badai.
Ciri-ciri iklim laut di daerah sedang, yaitu sebagai
berikut:
o Amplitudo suhu harian dan tahunan kecil
o Banyak awan
o Banyak hujan di musim dingin dan umumnya hujan rintik-rintik
o Pergantian antara musim panas dan dingin terjadi tidak mendadak dan
tiba-tiba.
2.
Iklim Darat (Kontinen)
Iklim darat dibedakan di daerah tropis dan sub tropis,
dan di daerah sedang. Ciri-ciri iklim darat di daerah tropis dan sub tropis
sampai lintang 40º , yaitu sebagai berikut :
o Amplitudo suhu harian sangat besar sedang tahunannya kecil
o
Curah hujan sedikit dengan waktu hujan sebentar
disertai taufan.
Ciri iklim darat di daerah sedang, yaitu sebagai
berikut:
o Amplitudo suhu tahunan besar
o Suhu rata-rata pada musim panas cukup tinggi dan pada musim dingin rendah
o Curah hujan sangat sedikit dan jatuh pada musim panas.
3.
Iklim Dataran Tinggi
Iklim ini terdapat di dataran tinggi dengan ciri-ciri,
adalah sebagai berikut:
o Amplitudo suhu harian dan tahunan besar
o Udara kering
o Lengas (kelembaban udara) nisbi sangat rendah
o Jarang turun hujan.
4.
Iklim Gunung
Iklim gunung terdapat di dataran tinggi, seperti di
Tibet dan Dekan. Ciri-cirinya, yaitu sebagai berikut:
o Amplitudo suhu lebih kecil dibandingkan iklim dataran tinggi
o Terdapat di daerah sedang
o Amplitudo suhu harian dan tahunan kecil
o Hujan banyak jatuh di lereng bagian depan dan sedikit di daerah bayangan
hujan
o Kadang banyak turun salju
5.
Iklim Musim (Muson)
Iklim ini terdapat di daerah yang dilalui iklim musim
yang berganti setiap setengah tahun. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
o Setengah tahun bertiup angin laut yang basah dan menimbulkan hujan
·
Setengah tahun berikutnya bertiup
angin barat yang kering dan akan menimbulkan musim kemarau.
C.Iklim
Junghuhn
F. Junghuhn seorang berkebangsaan Belanda mengadakan penelitian di Sumatra
Selatan dan Dataran Tinggi Bandung. Berdasarkan hasil penelitiannya F. Junghuhn
membagi iklim di Indonesia berdasarkan ketinggian tempat.
Empat daerah iklim menurut F. Junghuhn adalah sebagai berikut.
Empat daerah iklim menurut F. Junghuhn adalah sebagai berikut.
1. 1. Zona Iklim Panas
Zona iklim panas terletak pada daerah dengan ketinggian antara 0 – 650
meter dan temperatur antara 26,3 °C – 22 °C.
Zona iklim panas terletak pada daerah dengan ketinggian antara 0 – 650
meter dan temperatur antara 26,3 °C – 22 °C.
2. 2. Zona Iklim Sedang
Zona iklim sedang terletak pada daerah dengan ketinggian antara 650 – 1500
meter dan temperatur antara 22 °C – 17,1 °C.
Zona iklim sedang terletak pada daerah dengan ketinggian antara 650 – 1500
meter dan temperatur antara 22 °C – 17,1 °C.
3. 3. Zona Iklim Sejuk
Zona iklim sejuk terletak pada daerah dengan ketinggian antara 1500 – 2500
meter dan temperatur antara 17,1 °C – 11,1 °C.
Zona iklim sejuk terletak pada daerah dengan ketinggian antara 1500 – 2500
meter dan temperatur antara 17,1 °C – 11,1 °C.
4. 4. Zona Iklim Dingin
Zona iklim dingin terletak pada daerah dengan ketinggian di atas 2500 meter dan temperatur kurang dari 11,1 °C.
Zona iklim dingin terletak pada daerah dengan ketinggian di atas 2500 meter dan temperatur kurang dari 11,1 °C.
D.Iklim Koppen
Pada tahun 1918
Dr Wladimir Koppen (ahli ilmu iklim dari Jerman) membuat klasifikasi iklim
seluruh dunia berdasarkan suhu dan kelembaban udara. Kedua unsur iklim tersebut
sangat besar pengaruhnya terhadap permukaan bumi dan kehidupan di atasnya.
Berdasarkan ketentuan itu Koppen membagi iklim dalam lima daerah iklim pokok.
Masing-masing daerah iklim diberi simbol A, B, C, D, dan E.
1. Iklim A atau iklim tropis. Cirinya adalah sebagai berikut:
· suhu rata-rata bulanan tidak kurang dari 18°C,
· suhu rata-rata tahunan 20°C-25°C,
· curah hujan rata-rata lebih dari 70 cm/tahun, dan
· tumbuhan yang tumbuh beraneka ragam.
2.
Iklim B atau iklim gurun tropis atau
iklim kering, dengan ciri sebagai berikut:
· Terdapat di daerah gurun dan daerah semiarid (steppa);
· Curah hujan terendah kurang dari 25,4/tahun, dan penguapan besar;
3. Iklim C atau iklim sedang.
Ciri-cirinya
adalah suhu rata-rata bulan terdingin antara 18° sampai -3°C.
4. Iklim D atau iklim salju atau microthermal.
Ciri-cirinya
adalah sebagai berikut: Rata-rata bulan terpanas lebih dari 10°C, sedangkan
suhu rata-rata bulan terdingin kurang dari – 3°C.
5. Iklim E atau iklim kutub .
Cirinya yaitu
terdapat di daerah Artik dan Antartika, suhu tidak pernah lebih dari 10°C,
sedangkan suhu rata-rata bulan terdingin kurang dari – 3°C.
Dari kelima daerah iklim tersebut
sebagai variasinya diperinci lagi menjadi beberapa macam iklim, yaitu:
1.
Daerah iklim A, terbagi menjadi empat macam iklim,
yaitu sebagai berikut:
a) Af = Iklim
panas hujan tropis.
b) As = Iklim savana dengan musim panas kering.
c) Aw = Iklim
savana dengan musim dingin kering.
d) Am = Iklim antaranya, musim kering hanya sebentar.
2.
Daerah iklim B, terbagi menjadi dua macam iklim,
yaitu:
1) Bs = Iklim steppa, merupakan peralihan dari iklim gurun (BW) dan iklim
lembab dari iklim A, C, dan D.
2) BW = Iklim gurun.
3) Daerah iklim C, terbagi menjadi tiga
macam iklim, yaitu:
Ø Cs = Iklim
sedang (laut) dengan musim panas yang kering atau iklim lembab agak panas
kering.
Ø Cw = Iklim
sedang (laut) dengan musim dingin yang kering atau iklim lembab dan sejuk.
Ø Cf = Iklim
sedang (darat) dengan hujan pada semua bulan.
Ø Daerah iklim D, terbagi dua macam iklim,
yaitu:
a)
Dw = Iklim sedang (darat) dengan musim dingin yang
kering.
b)
Df = Iklim sedang (darat) dengan musim dingin yang
lembab.
c)
Daerah iklim E, terbagi menjadi 2 macam iklim, yaitu:
Ø ET = Iklim
tundra, temperatur bulan terpanas antara 0( sampai 10(C.
Ø Ef = Iklim salju , iklim dimana terdapat es
abadi.
Perlu Anda ketahui bahwa menurut Koppen di Indonesia terdapat tipe-tipe iklim Af, Aw, Am, C, dan D yaitu:
Af dan Am = terdapat di daerah Indonesia bagian barat, tengah, dan utara,
seperti jawaa barat, Sumatera, Kalimantan dan sulawasi utara.
Aw = terdapat di Indonesia yang letaknya dekat dengan benua Australia
seperti daerah-daerah di Nusa Tenggara, Kepulauan Aru, dan Irian Jaya pantai
selatan
|
||||||||||||||||||||
v C = terdapat di hutan-hutan
daerah
v V D = terdapat di pegunungan salju Irian Jaya.
E. Iklim Thorntwaite |
C.W.Thornthwaite
(1993) membuat klasifikasi iklim berdasarkan pada curah hujan yang sangat
penting untuk tanaman,sehingga selain jumlah curah hujan yang dipakai oleh tanaman akan lebih kecil dari pada
penguapannya kecil,pada jumlah curah hujan yang sama. Thornthwaite menghitung
ratio keefektifan curah hujan (precipatation effectiveness) atau ratio P-E
sebagai jumlah curah hujan (P=presipitasi) bulanan dibagi dengan jumlah
penguapan (E=evaporasi) bulanan,yaitu ratio P-E=P/E jumlah 12 bulan ratio P-E
disebutkan indeks P/E.
Masing-masing
golongan kelembapan dan golongan suhu di komfermasikan dengan penyebaran curah
hujan musiman.penyebaran curah hujan musiman dibedakan:
r =
curah hujan banyak pada setiap musim.
s =
defisit curah hujan pada musim panas
w = defisit
curah hujan pada musim dingin
d =
defisit curah hujan pada setiap musim
F. Iklim Mohr
Berdasarkan
penelitian tanah,Mohr membagi tiga derajat kembapan dari bulan-bulan sepajang
tahun yaitu.
a. Jika curah
hujan dalam 1 bulan lebih dari 100mm,maka bulan ini dinamakan
bulan basa;jumlah curah hujan ini
melampaui penguapan.
G.Iklim
schimdt dan ferguson
Sistem klasifikasi
iklim ini banyak digunakan dalam bidang kehutanan dan perkebunan serta sudah
sangat dikenal di Indonesia. Kriteria yang digunakan adalah dengan penentuan
nilai Q, yaitu perbandingan antara bulan kering (BK) dan bulan basah (BB)
dikalikan 10% (Q = BK / BB x 100%).
Klasifikasi ini
merupakan modifikasi atau perbaikan dari sistem klasifikasi Mohr (Mohr
menentukan berdasarkan nilai rata-rata curah hujan bulanan selama periode
pengamatan). BB dan BK pada klasifikasi Schmidt-Ferguson ditentukan tahun demi
tahun selama periode pengamatan yang kemudian dijumlahkan dan dihitung
rata-ratanya.
Kriteria bulan basah
dan bulan kering (sesuai dengan kriteria Mohr) adalah :
1)
Bulan Basah (BB) Bulan dengan curah hujan > 100 mm
2)
Bulan Lembab
(BL) Bulan dengan curah hujan antara 60
– 100 mm
3)
Bulan Kering
(BK) Bulan dengan curah hujan < 60 mm
Klasifikasi
iklim Schmidt-Ferguson ditentukan dari nilai Q yang dikelompokkan menjadi 8
tipe iklim, yaitu :
|
||
Tabel 3.
Klasifikasi Schmidt-Ferguson
Tipe Iklim
|
Nilai Q (%)
|
Keadaan Iklim dan Vegetasi
|
A
|
< 14,3
|
Daerah sangat basah, hutan hujan tropika
|
B
|
14,3 – 33,3
|
Daerah basah, hutan hujan tropika
|
C
|
33,3 – 60,0
|
Daerah agak basah, hutan rimba, daun gugur pada
musim kemarau
|
D
|
60,0 – 100,0
|
Daerah sedang, hutan musim
|
E
|
100,0 – 167,0
|
Daerah agak kering, hutan sabana
|
F
|
167,0 – 300,0
|
Daerah kering, hutan sabana
|
G
|
300,0 – 700,0
|
Daerah sangat kering, padang ilalang
|
H
|
> 700,0
|
Daerah ekstrim kering, padang ilalang
|
H.Iklim oldeman
Klasifikasi
iklim Oldeman tergolong klasifikasi yang baru di Indonesia dan pada beberapa
hal masih mengundang diskusi mengenai batasan atau kriteria yang digunakan.
Namun demikian untuk keperluan praktis klasifikasi ini cukup berguna terutama
dalam klasifikasi lahan pertanian tanaman pangan di Indonesia.
Klasifikasi iklim ini diarahkan kepada tanaman pangan seperti padi dan palawija. Dibandingkan dengan metode lain, metode ini sudah lebih maju karena sekaligus memperhitungkan unsur cuaca lain seperti radiasi matahari dikaitkan dengan kebutuhan air tanaman.
Oldeman
membuat sistem baru dalam klasifikasi iklim yang dihubungkan dengan pertanian
menggunakan unsur iklim hujan. Ia membuat dan menggolongkan tipe-tipe iklim di
Indonesia berdasarkan pada kriteria bulan-bulan basah dan bulan-bulan kering
secara berturut-turut. Kriteria dalam klasifikasi iklim didasarkan pada
perhitungan bulan basah (BB), bulan lembab (BL) dan bulan kering (BK) dengan
batasan memperhatikan peluang hujan, hujan efektif dan kebutuhan air pada
tanaman
Konsepnya adalah:
Konsepnya adalah:
- Padi sawah membutuhkan air rata-rata per bulan 145 mm dalam musim hujan.
- Palawija membutuhkan air rata-rata per bulan 50 mm dalam musim kemarau.
- Hujan bulanan yang diharapkan mempunyai peluang kejadian 75% sama dengan 0,82 kali hujan rata-rata bulanan dikurangi 30.
- Hujan efektif untuk sawah adalah 100%.
- Hujan efektif untuk palawija dengan tajuk tanaman tertutup rapat adalah 75%.
Dapat dihitung hujan bulanan yang
diperlukan untuk padi atau palawija (X) dengan menggunakan data jangka panjang
yaitu:
Padi sawah:
Padi sawah:
213 dan 118 dibulatkan menjadi 200 dan 100 mm/bulan yang digunakan sebagai batas penentuan bulan basah dan kering.
Bulan Basah (BB) : Bulan dengan rata-rata curah hujan lebih dari 200 mm
Bulan Lembab (BL) : Bulan dengan rata-rata curah hujan 100-200 mm
Bulan Kering (BK) : Bulan dengan rata-rata curah hujan kurang dari 100 mm
Selanjutnya dalam penentuan klasifikasi iklim Oldeman menggunakan ketentuan panjang periode bulan basah dan bulan kering berturut-turut.
Tipe utama
klasifikasi Oldeman dibagi menjadi 5 tipe yang didasarkan pada jumlah
pada jumlah bulan basah berturut-turut. Sedangkan sub divisinya dibagi menjadi
4 yang didasarkan pada jumlah bulan kering berturut-turut.
Oldeman membagi tipe iklim menjadi 5 katagori yaitu A, B, C, D dan E.
Tipe A : Bulan-bulan basah secara berturut-turut lebih dari 9 bulan.
Tipe B : Bulan-bulan basah secara berturut-turut antara 7 sampai 9 bulan.
Tipe C : Bulan-bulan basah secara berturut-turut antara 5 sampai 6 bulan.
Tipe D : Bulan-bulan basah secara berturut-turut antara 3 sampai 4 bulan.
Tipe E : Bulan-bulan basah secara berturut-turut kurang dari 3 bulan
Sumber : http://ratihfirmansyah.blogspot.com/2013/05/pembagian-iklim-menurut-wilayah.html