“TALENTED PALACE”
Hentakan kaki berpacu semangat raga
menyusuri perjalanan kehidupanku. Satu demi satu butir keringat mengalir membasahi setiap lekukan
tubuh pemberian Sang Pencipta. Dengan alas kaki yang senantiasa melindungiku
aku berjuang melawan padatnya dan panasnya kota jakarta ( indonesia ).
Ya aku adalah seorang seniman, yang belum
di anggap seniman bagi kalangan para seniman di bumi kita indonesia ini. Namaku Fritz. Hanya berpegang bakat yang ada
pada diriku, dan kaki yang selalu mengiringi langkah ini kemanapun aku pergi.
Dari satu tempat ke tempat yang lain telah ku sembangi. Hari demi hari, detik
demi detik menghantarku ke tempat yang pasti. Di temani teriknya matahari
sampai indahnya cahaya bulan menemani kemana kaki ini melangkah.
Sampai pada suatu saat,kaki inipun terhenti
pada Gubuk kecil dimana kehangatan menyelimuti tubuh ini. Talented palace.
Itulah nama tempat kakiku berpijak saat itu. Tempat dimana ku tuangkan segala
pikiran,perasaan,keluhan,dan kemampuan yang aku miliki. Ya, inilah tempat yang
selalu menumbuhkan,mengembangkan apa yang tertanam dalam diriku. Di gubuk
inilah terlintas pemikiran yang akan menjadi awal dimana aku akan berdiri
sebagai seorang pembawa benih yang sering kali di injak orang untuk menjadi sebatang
pohon yang tumbuh tinggi, menghasilkan buah yang banyak dan membawa kesejukan
bagi orang yang berada di sekitarnya.
Pagi yang cerah membangunkan ku dari tempat
pembaringan. Segera ku mulai aktivitas di pagi itu. Seperti biasa aku selalu di
temani teman setiaku yang tak akan pernah pergi meninggalkanku. Siapa lagi
kalau bukan kakiku sendiri. Ia membawaku
menelusuri hirup-pikuk kota jakarta. Dan
akupun berhenti pada tempat yang menurutku sangat cocok sebagai tempat
melepaskan lelah.
DPR ( Dibawah Pohon Rindang ), dengan
hembusan angin yang membuang keletihan selama berjalan tadi. Tiba-tiba
terdengar suara merdu dari seorang gadis cantik dan manis, yang sedang bersantai di
temani gitar yang menempal pada kedua
jari-jari tangannya. Suara yang khas keluar dari setiap lirik lagu yang ia nyanyikan.
Nyanyian yang berasal dari hatinya menunjukan akan jadi apa ia nanti.
Tanpa berpikir panjang ku dekati gadis
tersebut dan memulai pembicaraan.
Nyanyian dari hatilah yang akan menunjukan siapa kamu sebenarnya, kataku.Gadis itupun terhenti dan menoleh kepadaku. Dengan segera akupun memperkenalkan diriku dan iapun sebaliknya. Nama gadis itu ialah Sashia. Ia sering sekali berada di tempat dimana pertama kali kita berkenalan. Hobinya ialah bernyanyi dan menari. Bermodal suara merdu dan kelincahan dalam membuat gerakan demi gerakan dancing tak membawanya kepada impian yang ada di dalam hatinya. Hanya bernyanyi yang selalu ia perdengarkan kepada tumbuhan yang ada di sekitarnya dan beberapa orang yang hanya sekedar lewat di sampingnya. Impian untuk menjadi seorang penyanyi dan penari tak mampu ia wujudkan. Satu yang ia punya hanyalah semangat dan keinginan yang besar,kelak nanti impian yang hanya ada di dalam hati ini akan di lihat banyak orang.
Nyanyian dari hatilah yang akan menunjukan siapa kamu sebenarnya, kataku.Gadis itupun terhenti dan menoleh kepadaku. Dengan segera akupun memperkenalkan diriku dan iapun sebaliknya. Nama gadis itu ialah Sashia. Ia sering sekali berada di tempat dimana pertama kali kita berkenalan. Hobinya ialah bernyanyi dan menari. Bermodal suara merdu dan kelincahan dalam membuat gerakan demi gerakan dancing tak membawanya kepada impian yang ada di dalam hatinya. Hanya bernyanyi yang selalu ia perdengarkan kepada tumbuhan yang ada di sekitarnya dan beberapa orang yang hanya sekedar lewat di sampingnya. Impian untuk menjadi seorang penyanyi dan penari tak mampu ia wujudkan. Satu yang ia punya hanyalah semangat dan keinginan yang besar,kelak nanti impian yang hanya ada di dalam hati ini akan di lihat banyak orang.
Akupun menawarkannya untuk berkunjung di
Talented Palace, tempat dimana benih yang kecil akan tumbuh menjadi pohon yang
besar. Darah dalam tubuhku seakan mengalir begitu kenjang, setelah ia
memutuskan untuk mengikutiku.
Tess...teesss... bunyi hujan yang berhenti
aroma air yang menjatuhi tanah mulai terasa sejuk damai indah, tumbuhan yang
lebat bercorak warna ini adalah taman yang indah namun tetap tak ku lihat
pelangi yang indah yang pernah ku lihat saat ku masih kecil, namun seperti nya
aku melihat sebuah pelangi berjalan dan hidup setelah mendengar suara biola
yang setiap goresan nada nya menenangkan fikiran seperti mengobati luka secara
peralahan dan pasti, semakin lama semakin tak sabar diri ini ingin mengetahui
siapa anak muda tersebut yang dapat membuat diri ini terasa sangat bersemangat
dan ceria, perlahan saya berjalan dan memperkenalkan diri dan ia pun perlahan
memperlambat gerakan nya dan perlahan berhenti memainkan alat musik itu lalu
saya berkata “hai anak muda. Boleh saya memperkenalkan diri? Nama saya Fritz
dan sekarang bolehkah saya tahu siapa nama mu? “ dan anak itu menjawab “ya
tentu saja pak, namaku muhamad farid panggil saja farid” dan anak itu tersenyum
perlahan dia ingin memulai kembali permainan nya namun aku sela “maaf anak muda
boleh kita mengobrol sebentar?” jawab Farid“tentu saja boleh”. Farid panggil
saja aku dengan Fritz, hmmm... anak muda mengapa saat kau memainkan alat musik
itu kau dapat merubah suasana emosi orang yang sedang mendengarkanmu? Farid pun menjawab dengan heran “hmm hah
memang seperti itu kah yang kau rasakan? Sebenarnya saya tidak mahir dalam
bermain biola namun entah mengapa dalam setiap alunan bunyi nada biola tersebut
mengantarkan ku kedalam perasaan, apa yang aku rasakan sehingga dalam goresan
nada terdengar perasaan entah senang, gembira atau sedih, bermain dengan menggunakan
perasaan itu nyaman untuk di lakukan Fritz, bahkan walaupun itu perasaan sedih,
galau, bahkan benci, apalagi bahagia tinggal bagaimana kita mengatur perasaan
tersebut?”. Kemudian Fritz berjalan perlahan meninggalkan Farid dan Faridpun
bingung melihat Fritz, Fritz menoleh dan mengucapkan terimakasih dan meninggalkan
sepotong kertas bertuliskan alamat
dimana berbagai macam talenta akan di kembangkan. Farid tersenyum sembari
menngucapkan “sama-sama Fritz. Sampai bertemu lagi.
Fritz berbicara dalam hati perasaan,
perasaan, perasaan adalah entah apa namun dia dapat menghipnotis perhatian
sampai seseorang bingung kenapa bisa seperti ini. Di
suatu ketika, disaat ia bergurau dengan hatinya. Tak sengaja dilihatnya gadis
berteater disuatu taman dengan teman-temannya. Hanya saja pancaran aura gadis
tersebut berbeda dengan yang lainnya. Diperhatikannya gadis tersebut. Dalam
lebih dalam, menatap wajah gadis bermata sipit dari kejauhan serta
memperhatikan gerak demi gerak yang dilakukannya. Tersontak hatinya terpanggil
untuk menemui gadis tersebut, Sindy namanya. Dan enyahlah, lagi dan lagi Fritz
menghampiri gadis tersebut dan mengajaknya untuk bersatu dalam Talented Palace
seperti yang lainnya. Tanpa pikir panjang Sindy pun mengiyakan tawaran Fritz.
Dan mereka akan bertemu lagi keesokan harinya untuk Talented Palace, tempat
dimana ia akan memulai mewujudkan mimpi dan menunjukkan potensi yang ia miliki.
Kesempatan tak akan datang untuk kedua kalinya. Jadi harus pergunakan
kesempatan yang ada untuk berbuat yang terbaik demi masa depan yang cerah
terpikir oleh Sindy. Mimpi akan tetap
menjadi sebuah mimpi tanpa adanya kesadaran untuk bangkit demi mewujudkan impian
tersebut dalam dunia nyata.
Ketika
Fritz berjalan tanpa arah karena sedang mencari inspirasi untuk Talented
Palace, tiba-tiba Fritz melihat seorang gadis yang sedang duduk di tengah taman
kota. Entah kenapa hati Fritz menyuruhnya untuk mendekati gadis yang sedang
sendirian dan memegang buku dan pena, seolah-olah gadis itu sedang menuliskan
sesuatu. Fritz berkenalan dengan gadis yang bernama Vica. Fritz menanyakan
sedang apa dia di tempat itu karena Fritz sangat penasaran dengan apa yang Vica
lakukan disini. Vica menceritakan bahwa ia sedang menuliskan puisi yang
berjudul “Menebus Awan”. Lalu Fritz sangat kaget dengan hasil puisi yang gadis
itu buat. Karena puisi tersebut mengandung arti yang sangat dalam dan penuh
makna. Diceritakanlah kepada Fritz bahwa menembus awan merupakan cita-cita Vica
dari kecil utuk menggapai mimpi-mimpinya. Fritz tidak bisa berkata-kata apupun
karena menembus awan merupakan cita-citanya. Menembus awan lewat Talented
Palace yang akan digelar. Fritz seketika langsung mengajak Vica untuk
bergabung dalam Talanted Palace tersebut. Gadis itu pun bingung karena menurut
dirinya, ia bukanlah sesorang yang luar biasa. Tetapi Fritz meyakinkannya bahwa
ia adalah seseorang yang memiliki bakat yang belum tentu dimiliki orang banyak.
Banyak orang yang menulis puisi tetapi puisi yang orang buat belum tentu
sebagus puisi-puisi Vica. Tanpa berpikir
panjang , Vica berkata pada Fritz jika dia akan mencobanya.
Setelah
Fritz berbincang dengan Vica, Fritz pun berjalan ke suatu tempat dimana
ia melihat seorang perempuan yang sedang asik browsing resep masakan. Fritz
menghampirinya lalu menyapanya, namanya Dinda. Dia memang senang memasak dan
mencari resep-resep terbaru, ia ingin menjadi seorang chef yang handal dalam
berbagai jenis masakan tapi dia tidak begitu yakin dengan kemampuannya. Dia
hanya belajar memasak secara otodidak, tidak ada kursus atau sebagainya. Dinda
selalu berusaha membuat sesuatu yang baru dalam hal memasak, walaupun terkadang
dia gagal dalam memasak tapi dia tidak menyerah untuk terus mencoba. Dinda hanya ingin
membuktikan kalau dia bisa dan mampu untuk menggapai cita-cita dan impiannya
untuk menjadi chef. Fritz mengajak Dinda untuk mengikuti Talanted Palace yang
diadakan oleh Fritz dan Dinda pun tertarik oleh
tawaran Fritz,.
Keesokan pagi Fritz bangun lebih cepat
karena ia ingin menikmati udara yang sejuk di pagi hari. Fritz berjalan
berkeliling melewati taman yang indah dan ia bertemu dengan sosok gadis yang
mungkin aneh karena gadis itu berada ditaman pada pagi hari. Gadis itu sedang
memotret pemandangan yang ada ditaman
itu, dia bernama Sarah. Fritz menghampiri Sarah dan ia menanyakan apa yang
dilakukan oleh Sarah. Sarah memang suka mengabadikan gambar-gambar yang indah
yang menurut dia dengan melihat foto pemandangan dia merasa lebih tenang. Fritz
pun berencana ingin mengundang Sarah untuk berkunjung ke Talented Palace dan
Fritz juga meminta agar Sarah dapat mengabadikan foto saat festival nanti.
Satu demi satu benih yang bertebaran tanpa
selimut kehangatan melindunginya telah terkumpul. Dengan harapan yang terpancar dari mereka,
terlihat satu impian dan kesuskesan yang akan mereka genggam. Semangat untuk
tetap berlatih begitu besar. Hingga akhirnya kami sampai pada puncak petikan
buah yang selama ini telah kami tanam, menyiramnya, dan selalu menjaganya. Puncak
dimana dunia akan melihat bahwa begitu banyak orang yang berbakat yang bukan
hanya dengan uang dapat membuat mereka melambung tinggi, tapi dengan harapan di
hatilah yang akan membawa mereka ke langit tinggi.
Satu demi satu bakat di tampilkan oleh
masing-masing pribadi dari latar belakang yang berbeda dan kharakter yang
berbeda pula. Acara kami pun sukses, kami mendapat penghargaan dari orang-orang
yang yang menyaksikan pertunjukan kami. Saya pun maju dan menyampaikan ucapan
terima kasih kepada semua orang yang mendukung kegiatan ini.
kata-kata yang saya lontarkan kepada mereka ialah “ bukan dengan materi dan kekayaan yang dapat membawa kita pada kesuksesan tapi harapan dalam hati dan talenta yang sudh Tuhan berikanlah yang akan membawa kita terbang tinggi “.
kata-kata yang saya lontarkan kepada mereka ialah “ bukan dengan materi dan kekayaan yang dapat membawa kita pada kesuksesan tapi harapan dalam hati dan talenta yang sudh Tuhan berikanlah yang akan membawa kita terbang tinggi “.
Beberapa hari kemudian, kami di panggil
oleh studio rekaman yang cukup terkenal, kami di tawarkan untuk membentuk satu
group talent dimana bukan hanya dari kalangan penyanyi tetapi kami tergabung
dari beberapa kemampuan berbeda yang kami punya. Kami pun berhasil mengeluarkan
single pertama kami yang berjudul “HARAPAN
HATI”. Sashia,Sindy,Sarah,Dinda,Vika dan Farid yang tergabung di dalam
Group yang bernama “ TALENT”
berhasil meraih impian yang ada di dalam hati mereka.
Sosok Fritz yang adalah akar dari
kesuksesan mereka, telah berhasil menjadi seniman handal yang kemudian di akui
oleh para seniman di Indonesia atas karya pengumpulan benih yang ia
persembahkan kepada kita.
“ Harapan dalam hatimu lah yang
akan membawamu terbang tinggi ”.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking